BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
hasil
Perlakuan
(kel)
|
Minggu
ke
|
Rerata tinggi
tanaman
|
Rerata jumlah
daun
|
Rerata
diameter batang
|
Rerata panjang
akar
|
Rerata jumlah
akar
|
1
(1
dan 4)
|
1
|
3,85
|
4,1
|
4,17
|
85,95
|
28,52
|
2
|
25,04
|
5,52
|
||||
3
|
30,1
|
8
|
||||
4
|
65,91
|
8,58
|
||||
5
|
106,23
|
9,33
|
||||
6
|
140,19
|
10,75
|
||||
7
|
179,1
|
12,5
|
||||
8
|
169,55
|
14,05
|
||||
2
(2
dan 5)
|
1
|
8,25
|
4,75
|
8,625
|
77,83
|
31,1
|
2
|
27,54
|
5,25
|
||||
3
|
55,65
|
7,55
|
||||
4
|
78,93
|
9,87
|
||||
5
|
119,93
|
10,08
|
||||
6
|
143,98
|
9,3
|
||||
7
|
161,3
|
10,47
|
||||
8
|
176,71
|
12,56
|
||||
3
(
3 dan 6)
|
1
|
4,05
|
10,5
|
32,12
|
16,15
|
3,17
|
2
|
6,4
|
3,5
|
||||
3
|
14,73
|
5,1
|
||||
4
|
21,18
|
5,5
|
||||
5
|
39
|
5,75
|
||||
6
|
45,5
|
6,8
|
||||
7
|
57,87
|
7,8
|
||||
8
|
61
|
8,2
|
4.2
Pembahasan
Upaya peningkatan
produksi jagung di dalam negeri dapat ditempuh melalui perluasan areal tanam
dan peningkatan produk- tivitas. Perluasan areal dapat diarahkan pada
lahan-lahan potensial seperti lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, dan
lahan kering yang belum dimanfaatkan untuk pertanian. Berdasarkan penyebaran
luas sawah dan tipe irigasinya, diperkirakan terdapat 457.163 ha yang potensial
untuk peningkatan indeks pertanaman. Di luar Jawa terdapat 20,5 juta ha lahan
kering yang dapat di-kembangkan untuk usahatani jagung. Prospek tanaman jagung
di indonesia sangatlah menjajikan karena tingkat kebutuhan jagung nasional yang
diperkirakan mencapai 22 juta ton pada tahun ini, ternyata memberikan untung
yang cukup besar bagi para petani di Indonesia. Tidaklah heran bila kondisi
tersebut menjadikan peluang usaha budidaya jagung masih tetap untung,
dan sekarang ini menjadi salah satu mata pencarian utama bagi sebagian besar
penduduk Indonesia. Seperti kita ketahui bersama, tanaman jagung sangatlah
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Di Indonesia sendiri, jagung merupakan
komoditi tanaman pangan kedua yang terbilang sangat penting setelah tanaman
padi, bahkan sekarang ini masih ada beberapa daerah kecil yang memanfaatkan
jagung sebagai makanan pokok mereka sehari-hari. Dalam beberapa tahun terakhir
proposi penggunaan jagung oleh industri pakan telah mencapai 50% dari total
kebutuhan nasional. Dalam 20 tahun ke depan, penggunaan jagung untuk pakan
diperkirakan terus meningkat dan bahkan setelah tahun 2020 lebih dari 60% dari
total kebutuhan nasional.
Tanaman jagung termasuk Class monocotyledone,
ordo graminae, familia graminaceae, genus zea, species Zea
mays.L ( Insidewinme, 2007) dan merupakan tanaman berumah satu (monoecious),
bunga jantan (staminate) terbentuk pada malai dan bunga betina (tepistila)
terletak pada tongkol di pertengahan batang secara terpisah tapi masih dalam
satu tanaman Menurut Goldsworthy dan Fisher (1980), Tanaman jagung berakar
serabut terdiri dari akar seminal, akar adventif dan akar udara (Goldsworthy dan Fisher, 1980),
mempunyai batang induk, berbentuk
selindris terdiri dari sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang
menjadi tongkol. Tinggi batang bervariasi
60-300 cm, tergantung pada varietas
dan tempat. Selama fase
vegetatif bakal daun mulai
terbentuk dari kuncup tunas Daun terbentuk dari pelepah dan daun (leaf
blade & sheath). Daun muncul dari ruas-ruas batang. Pelepah daun muncul
sejajar dengan batang. Pelepah daun bewarna kecoklatan yang menutupi hampir
semua batang jagung(Belfield dan Brown, 2008). Setiap daun terdiri dari helaian
daun, ligula dan pelepah daun yang erat melekat pada batang (Sudjana, Rifin dan
Sudjadi, 1991). Bunga jantan terletak dipucuk yang ditandai dengan adanya
rambut atau tassel dan bunga betina terletak di ketiak daun dan akan
mengeluarkan stil dan stigma (Idris, Zainal, Mohammad, Lassim, Norman dan
Hashim, 1982). Bunga jagung tergolong bunga
tidak lengkap karena struktur bunganya tidak mempunyai petal dan sepal dimana organ
bunga jantan (staminate) dan organ bunga betina (pestilate) tidak terdapat
dalam satu bunga disebut berumah satu (Sudjana, Rifin dan Sudjadi, 1991).
Tongkol tumbuh dari
buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat
menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina.
Buah Jagung siap panen Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari
satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan
jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga
betinanya (protandri).Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3
bagian utama, yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini
merupakan bagian yang terpenting dari hasil pemaneman. Bagian biji rata-rata
terdiri dari 10% protein, 70% karbohidrat, 2.3% serat. Biji jagung juga
merupakan sumber dari vitamin A dan E. (Belfield dan Brown, 2008).
Praktikum teknik produksi tanaman jagung menggunakan 3
perlakuan. Parameter yang digunakan adalah rerata tinggi tanaman, rerata jumlah
daun, rerata diameter batang, rerata panjang akar, dan rerata jumlah akar.
Pengamatan dilakukan selama 8 minngu. Pada minggu pertama tinggi tanaman
perlakuan 2 adalah dengan tinggi terbaik yaitu 8,25 cm, sedangkan rerata jumlah
daun pada perlakuan 3 dengan daun terbanyak yaitu 10,3. Pada minggu kedua
setelah dilakukan perlakuan pupuk yaitu pada perlakuan 1 dan 2 yaitu tumbuh
dengan pesat yaitu 25, 04cm pada perlakuan 1 dan 27, 54cm, sedangkan pada
perlakuan 3 (kontrol) tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu 6,4
cm. Kemudian pengamatan hari ke 8 rerata tinggi tanaman tanaman dengan
perlakuan terbaik adalah perlakuan 2 yaitu NPK+B.O yaitu 176, 71, sedangkan
perlakuan 1 adalah 169, 55cm dan pada kontrol hanya 61 cm. Rerata daun pada
perlakuan 1 dan 2 hampir sama dengan 4 daun pada minggu pertama, sedangkan pada
kontrol hanya 1 buah. Kemudian pada perlakuan 1 jumlah daun menjadi terbanyak
dengan 14, 05 dan menjadi daun terbanyak, sedangkan kontrol hanya 8,2 buah. Parameter
yang digunakan selanjutnya adalah diameter batang pada perlakuan 1 adalah 4,
17, peralakuan 2 adalah 8, 65. Sedangkan pada perlakuan 3 adalah 3, 212. Rerata
panjang akar digunakan sebagai parameter berhubungan dengan penyediaan dan
jangkauan tanaman dalam mencari unsur hara. Pada perlakuan 1 adalah 85, 95 cm,
pada perlakuan 2 adalah 77, 83 cm dan pada perlakuan kontrol hanya 16, 15 cm.
Rerata jumlah akar pada perlakuan 1 adalah 28, 52, pada perlakuan 2 adalah 31,
1 cm, sedangkan pada kontrol hanya 3, 17 cm.
Grafik
1. Rerata tinggi tanaman
Grafik
2. Rerata jumlah daun
Grafik
3. Grafik diameter batang, panjang akar, jumlah akar
Nutrisi adalah faktor sangat penting dalam menunjang pertumbuhan
tanaman. Jika banyak nutrisi yang diserap tanaman jagung, maka pertumbuhan akan
semakin baik pula. Sedangkan faktor abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan
jagung adalah cahaya, air, kelembaban, derajat keasaman. Cahaya sangat membantu
dalam proses fotosintesis ketika tanaman jagung sudah tumbuh daun. Sekitar
80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan sebagai
pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel, dan mencegah
sel dari kekeringan. Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi
tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan dan penyebaran biji,
bagi hewan dan manusia air diperlukan untuk minum dan sarana hidup lain seperti
transportasi bagi manusia dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain
misalnya tanah dan batuan, air digunakan sebagai pelarut dan pelapuk. Salinitas
juga berpengaruh pada produksi tanaman jagung karena dengan salinitas tinggi
tanaman jagung akan mati karena adanya peristiwa plasmolisis yang menyebabkan
cairan pada akar tanaman keluar sehingga akar tanaman akan kering dan tanaman
selanjutnya mati.
Pemupukan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan tanaman jagung hal ini dapat dibuktikan dengan
perbandingan pertumbuhan tanaman jagung pada praktikum kali ini. Dengan
pemberian pupuk tentu tanaman akan tumbuh dengan baik karena nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman telah diberikan dan dicukupi sehingga pertumbuhan
tanaman jagung dapat optimal salah satunya terlihat pada tinggi tanaman yang
terus berkembang seiring dengan pertambahan jumlah daun hal ini menunjukan
bahwa kebutuhan unsur hara sebagai nutrisinya sudah terpenuhi sehingga tanaman
dapat tumbuh dengan baik dan optimal berbeda pada perlakuan kontrol, pada
perlakuan kontrol tanaman mengalami pertumbuhan yang terhambat dan tidak
optimal hal ini dapat diketahui dari pertumbuhan tinggi tanaman yang relatih
lebih pendek atau kerdil, selain itu warna daun tanaman pada perlakuan kontrol
lebih kearah sedikit hijau kekuningan yang dikarenakan defisiensi unsur hara
yang menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan tidak dapat tumbuh
dengan optimal.
Rekomendasi penggunaan pupuk pada
produksi tanaman jagung adalah Urea, SP-36 dan KCl
(pupuk tunggal). Waktu pemupukan dilakukan setelah 7 hari setelah tanaman
dengan jumlah pupuk dasar sebanyak Urea 100 kg/ha,Sp-36 sebanyak 150 kg/ha, Kcl
sebanyak 100 kg/ha setelah itu melakukan pemupukan pada 28-30 hari setelah
tanam melakuakan pemupukan Urea sebanyak 150 kg/ha, 45-50 hst pupuk Urea 100-150.
Namun apabila menggukana pupuk majemuk N:P:K seperti Phonska maka pemberian
pupuknya pada waktu 7 hari setelah tanam menggunakan pupuk dasar phonska
sebanyak 350 kg/ha. Setelah itu pada umur 28-30 harisetelah tanam menggunakan
pupuk Urea sebanyak 100 kg/ha. 45-50 hst pupuk
Urea 100-150 maka
apabila lahan sudah dalam kriteria yang sehat dan subur maka rekomendasi dari
dinas pertanian seperti diatas akan memberikan hasil yang optimal dan maksimal
terhadap produksi tanaman jagung yang dibudidayakan. Tetapi sebelum melakukan
pemupukan sebelumnya dilakukan analisa terhadap kandungan unsur hara yang ada
ditanah dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman agar tanaman tidak mengalami
keracunan akibat kebanyakan pupuk.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Prospek kedepan tanaman jagung akan
menjadikan peluang yang menjanjikan.
2.
Perlakuan terbaik pada praktikum teknik
produksi tanaman jagung adalah NPK+ Bahan Organik.
3.
Pemupukan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
pertumbuhan tanaman jagung.
5.2 Saran
Sebelum melakukan pemupukan sebaiknya
dilakukan analisa terhadap unsur yang ada dalam tanah agar tidak terjadi
kelebihan unsur hara yang menyebabkan tanaman menjadi keracunan, pengamatan
sebaiknya dilakukan secara rutin agar tanaman tidak mengalami kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar