Kamis, 02 Mei 2013

Pembahsan Laporan Produksi Tanaman II


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel Pengamatan Pertumbuhan Tanaman
Kel
Parameter
Interval Pengamatan
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Minggu 5
1
Tinggi Tanaman
5,27 cm
6,97 cm
13,03 cm
18,11 cm
21,73 cm
Jumlah Daun
3,63
4,28
4,99
6,25
7,03
2
Tinggi Tanaman
5,07 cm
5,11 cm
13,9 cm
13,39 cm
23,25 cm
Jumlah Daun
3,46
3,46
5,54
6,82
7,8
3
Tinggi Tanaman
5,11 cm
6,66 cm
12,61 cm
19,28 cm
25,37 cm
Jumlah Daun
3,66
4,13
4,25
6,94
8,66
4
Tinggi Tanaman
4,81 cm
6,69 cm
7,21 cm
12,17 cm
14,87 cm
Jumlah Daun
3,24
3,58
3,98
5,52
5,92
5
Tinggi Tanaman
4,73 cm
4,88 cm
8,08 cm
14,62 cm
16,20 cm
Jumlah Daun
3,19
3,13
4,28
6,47
7
6
Tinggi Tanaman
5,40 cm
6,83 cm
11,52 cm
14,92 cm
16,89 cm
Jumlah Daun
3,46
3,66
3,76
4,92
5,60

Tabel Pengamatan Hasil Panen
Kel
Parameter
Berat Basah Total
Berat Basah Rata-Rata
Jumlah Akar
1
248,35 gram
82,78 gram
24
2
242,349 gram
80,78 gram
22
3
299,31 gram
99,77 gram
29
4
167,54 gram
55,85 gram
31
5
133,96 gram
44,65 gram
39
6
100,04 gram
33,34 gram
17

4.2 Pembahasan
 Sawi merupakan tanaman hortikultura yang banyak digemari oleh banayak orang. Tanaman sawi di Indonesia banyak sekali jenisnya contohnya adalah sawi putih (Brassica chinensis L.) merupakan tumbuhan yang tidak terlalu suka pada air, bentuk batang putih lebar dan pada ujung daun berwarna hijau di bagian tepi, daun bergelombang dan lebar. Sawi ini dapat dibudidayakan pada tempat kering. Varietas sawi putih antara lain (rugosa roxb dan prain). Sawi hijau atau sawi asin (Brassica rapa var. parachinensis L.) adalah sawi yang tidak banyak dikonsumsi oleh kebanyakan orang karena rasanya pahit. Ciri-ciri swi hijau warna hijau tua, tangkai daun pipih, sedikit berliku. Sawi hijau ukurannya lebih kecil dari sawi putih. Varietas sawi hijau (Gardena , Tosakan, Green Pakcoy ).Sawi huma merupkan jenis yang baik pada tempat kering karena sifatnya yang tidak tahan terhadap air. Sawi ini memilki ciri-ciri memilki batang kecil, tangkai berukuran sedang. Sawi bakso merupkan jenis sawi yang paling banyak dipasarkan dikalangan konsumen. Ciri-cinya tangkai daunya panjang, langsing, dan berwarna putih kehijauan, daun lebar memanjang tipis, dan berwarna hijau. Sawi keriting karena memilki daun keriting. Bagian daunya hijau sudah mulai dari pangkal tangkai daun. Tangkai daunnya berwarna putih. Sawi monumen adalah sawi yang pertumbuhanya tegak seperti monumen, ciri-ciri sawi ini mirip dengan petsai, tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun berwana putih.
 Pengetahuan mengenai cara-cara budidaya tanaman sawi yang baik dan benar agar tanaman sawi yang dibudiadayakan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan dapat berprodutivitas secara optimal. Budidaya tanaman yang baik yaitu sistem budidaya yang mampu memberikan tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang sehingga produksi yang dihasilkan dapat melimpah dengan perawatan dan pemeliharaan tanaman yang intensif. Teknik budidaya tanaman sawi yang baik adalah sebagai berikut:
1.    Pemilihan bibit yang baik
di Indonesia petani biasanya membudidayakan tanaman sawi dengan menggunakan bibit yang berasal dari hasil pembibitan generative (melalui biji) karena benih sawi berukuran kecil kurang efisien apabila ditanam langsung dalam tanah. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Ciri – ciri benih yang baik antara lain, biji utuh (tidak mengalami cacat).Biji  tidak tercampur dengan jenis biji yang lain. Biji sehat (tidak terserang hama atau penyakit). Serta biji tidak keriput.
2.    Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap pertama tanah dibajak dengan mesin traktor atau manual dengan kedalaman 30-40 cm kemudian dibiarkan selama seminggu. Pengolahan tahap kedua tanah digemburkan dengan cangkul, supaya tanah menjadi remah, dan sekaligus diratakan kemudian tanah dibiarkan lagi serlama 1 minggu agar tanah terangin-angin dan terkena sinar matahari. Tahap ketiga yaitu penggemburan tanah dengan cangkul tipis-tipis sedalam 30 cm dan sekaligus dilakukan pembuatan bedengan, selokan dan pemberian organik ataupun pupuk kandang.
3.    Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan pada saat penanaman bibit sawi. Pupuk dasar yang diberikan terdiri dari pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau. Sedangkan pada pemupukan lanjutan dilakukan pada beberapa hari setelah tanam. Seringkali pemupukan lanjutan dilakukan pada 21 hari setelah penanaman. Pupuk yang diberikan pada pemupukan kedua yaitu pupuk anorganik atau pupuk kimia buatan pabrik. Jenis pupuk yang anorganik diberikan adalah pupuk Nitrogen (N), pupuk Phosphat (P) dan pupuk Kalium (K).
4.    Penyulaman
Pada tahap penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang kurang baik pertumbuhan dan perkembangannya dengan tanaman baru. Hal tersebut agar semua tanaman dalam lahan tersebut dapat berproduksi secara optimal. Tahapan penyulaman biasanya dilakukan seminggu setelah penanaman. Bibit sulaman bearasal dari bibit yang lebih pada saat pembibitan.
5.    Penyiangan
Ada tiga cara untuk melakukan penyiangan ini yaitu proses manual, mekanik dan kimiawi. Proses manual dapat dilakukan dengan mencabut rumput-rumput dan gulma dengan tangan. Proses penyiangan dilakukan dengan harapan gulma tidak mengambil zat-zat makanan tanaman sawi.. Proses secara kimiawi yaitu dengan cara menggunakan herbisida. Sedangkan secara mekanik yaitu pencabutan gulma yang dilakukan menggunakan peralatan mesin.
Penggunaan jarak tanam pada dasarnya untuk memberikan ruang sekitar pertumbuhan tanaman yang baik tanpa mengalami persaingan antar sesama tanaman. Penggunaan jarak tanam dapat berpengaruh terhadap naungan daun karena adanya perombakan struktur daun, penambahan tinggi tanaman, penurunan jumlah anakan, dan jumlah cabang. Pengaturan jarak tanam juga merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang optimal. Penggunaaan jarak tanam bertujuan memberikan kemungkinan tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami banyak persaingan dalam hal mengambil air, unsur-unsur hara, dan cahaya  matahari. Jarak tanam yang tepat penting dalam pemanfaatan cahaya matahari secara optimal untuk proses fotosintesis. Dalam jarak tanam yang  tepat, tanaman akan memperoleh ruang tumbuh yang seimbang. Jarak tanam yang terlalu lebar kurang efisien dalam pemanfaatan lahan, bila terlalu sempit akan terjadi persaingan yang tinggi yang mengakibatkan produktivitas rendah.
Pada saat transplanting dari bibit di pot ke bedengan banyak tanaman yang mengalami kematian karena beberapa hal. Salah satu penyebab utamanya adalah tanaman tersebut mengalami stress. Stress yang dimaksud adalah adanya perubahan yang dapat terjadi dari tempat hidup tanaman sawi dalam pot (tempat tumbuh awal) yang kemudian berpindah pada lahan pertanaman terbuka (tempat tumbuh baru) tanaman sawi tidak dapat beradaptasi dengan baik. Stress yang terjadi pada tanaman sawi juga dipengaruhi oleh iklim dan cuaca yang tidak menentu, belum lagi adanya gangguan OPT seperti gulma, hama dan penyakit yang menyerang sehingga banyak bibit yang mengalami kematian karena masih sangat rentan terhadap keadaan tersebut. Selain itu praktikan yang kurang hati- hati saat pemindahan menyebabkan akar tanaman patah sehingga penyerapan unsur hara dan air terganggu, hal ini mengakibatkan tanaman tidak dapt tercukupi air dan unsur hara.
Teknik atau cara-cara yang benar dalam hal pencabutan atau pengambilan bibit dari pot. Proses replanting harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari kerusakan tanaman. Kerusakan pada bagian tanaman pada saat proses transplanting tersebut akan menyebabkan akar tanaman patah sehingga penyerapan unsur hara dan air terganggu. Hal tersebut mengakibatkan tanaman tidak dapat tercukupi air dan unsur hara. Tanah yang berada di sekitar akar sebaiknya ikut terbawa saat replanting agar tanaman tidak stres saat dipindahkan ke bedengan yang memiliki kondisi tanah yang berbeda. Untuk memperoleh keadaan akar yang baik saat dilakukan transplanting maka ada 2 cara sistem pencabutan tanaman yang benar yaitu :
1.    Sistem putaran, yaitu bibit dicabut beserta tanahnya. Sebelumnya tanah disiram oleh air sampai cukup basah. Setelah itu, tanaman bisa langsung ditanam kedalam lubang tanam yang sudah dipersiapkan di bedengan.
2.    Sistem cabut, yaitu bibit dicabut secara hati-hati (pelan), untuk mencegah kerusakan pada akar pada saat mencabut sebaiknya tanah disiram air sedikit hingga cukup basah. Kemudian tanaman ditanam ke dalam lubang tanam yang dipersiapkan di bedengan.
   Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi pada praktikum disebabakan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. . Kondisi Bibit
            Bibit tanaman yang kurang baik ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman menjadi tidak optimal. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang tidak optimal tersebut akan berdampak nyata terhadap jumlah produksi tanaman padi yang pastinya akan menurun. Walaupun pemeliharaan tanaman sudah baik, apabila bibitnya kurang baik akan percuma. Bibit tanaman Sawi yang digunakan pada praktikum merupakan bibit tanaman yang kurang baik
b. Kondisi Tanah
Kondisi tanah pada pertanaman tanaman sawi kurang subur dan merupakan tanah yang padat sehingga pengolahan awal tanah dan pemeliharaan tanaman menjadi sulit. Hal tersebut tentunya berdampak pada perkembangan dan pertumbuhan tanaman karena unsur hara dalam tanah menjadi kurang bisa diserap dengan baik oleh tanaman.  Tanah pada lahan penanaman juga merupakan tanah yang miskin unsur hara.
c.  Iklim yang Kurang Mendukung
            Tanaman sawi merupakan tanaman yang dapat tumbuh pada kondisi kemarau maupun penghujan. Akan tetapi jika cuaca tidak mendukung yaitu adanya cuaca yang sangat panas hingga tanah menjadi sangat kering lalu cuaca berubah menjadi hujan lebat juga akan membuat tanaman menjadi stress. Stress tersbut akan mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Karena tanaman sawi merupakan tanaman yang pertumbuhan tanamannya memerlukan hawa yang sejuk tetapi tidak menyukai pada air yang menggenang.
d.    Jarak Tanam
            Pengaturan kepadatan populasi tanaman dan pengaturan jarak tanam pada tanaman budidaya dimaksudkan untuk menekan kompetisi antara tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai kepadatan populasi tanaman yang optimum untuk mendapatkan produksi yang maksimum. Apabila tingkat kesuburan tanah dan air tersedia cukup, maka kepadatan populasi tanaman yang optimum ditentukan oleh kompetisi di atas tanah daripada di dalam tanah atau sebaliknya.



BAB 5. PENUTUP
5.1    Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa :
1.    faktor internal (dalam tanaman) dan faktor eksternal (lingkungan) sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sawi.
2.    Diperlukan teknik budidaya yang benar agar produktivitas tanaman sawi dapat optimal.
3.    Cara budidaya tanaman sawi yang baik meliputi pemilihan bibit yang baik, pengolahan tanah, pemupukan, penyulaman dan penyiangan.
4.    Jarak tanam berhubungan dengan luas atau ruang tumbuh yang ditempatinya dalam penyediaan unsur hara, air dan cahaya.

5.2 Saran
Dalam praktikum yang telah dilaksanakan sebaiknya penyediaan bibit haruslah dalam kondisi yang baik dan sehat. Perawatan dan pemeliharaan bibit seharusnya dilakukan dengan baik setiap harinya agar tanaman memperoleh kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan dengan lebih optimal. Dalam melakukan praktikum sebaiknya dilakukan dengan teratus agar tanaman tidak mati dan data yang diperoleh dapat akurat.