Rabu, 12 September 2012

laporan agroekologi 3


 I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Iklim mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Dalam bidang pertanian iklim memilki pengaruh dalam terhadap potensi tanaman. Hasil tanaman sering dipengaruhi oleh iklim, seperti jumlah curah huja ndan distribusi curah hujan yang semakin sulit diramalkan saat ini.memerlukan kultivar yang memilki sifat penyangga yang baik supaya tanaman dapat mengatur keadaannya terhadap perubahan lingkungan (Amrizal, 2006).
Air tanah merupakan salah satu sifat fisika yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman seperti untuk kebutuhan metabolisme, pelarutan dan pengankutan unsur hara menuju akar tanaman dan sebagai komponen penyusun sel tanaman. Ketersediaan air bagi tanaman dipengaruhi oleh banyak oleh banyak faktor, baik internal tanah maupun eksternal seperti iklim. Dalam siklus hidrologi, bahan organik berfungsi sebagai filter dalam penyimpanan air dalam tanah, yaitu mempertinggi peresapan air hujan dan irigrasi terhadap tanah (bandi dkk, 2006).  
iklim seperti suhu, curah hujan, dan musim sangat berpengaruh terhadap tumbuhan. Faktor-faktor iklim seperti cuaca dan iklim benar-benar dipertimbangkan dalam mengembangkan pertanian. Kondisi suhu, curah hujan dan pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi pembudidayaan tanaman pertanian.
Berbagai proses fisiologi, pertumbuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh unsur cuaca, yaitu keadaan atmosfer dari saat ke saat selama umur tanaman, ketersediaan air (kelembaban tanah) sangat ditentukan oleh curah hujan dalam periode waktu tertentu dan disebut sebagai unsur iklim, yang pada hakikatnya adalah akumulasi dari unsur cuaca (curah hujan dari saat ke saat). Demikian juga, pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan manivestasi akumulatif dari seluruh proses fisiologi selama fase atau periode pertumbuhan tertentu  oleh sebab itu dalam pengertian yang lebih teknis dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim (sebagai akumulasi keadaan cuaca) selama pertumbuhan tanaman.
            Peran cuaca dan iklim terhadap  produksi tanaman akan semakin dirasakan pada saat ini, sehubungan dengan terjadinya perubahan cuaca dan iklim global di permukaan bumi. Perubahan iklim global setidaknya berpengaruh terhadap unsure iklim dan komponen alam yang sangat erat kaitannya dengan bidang pertanian. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari hubungan iklim dengan pertumbuhan tanaman agar kita mampu meningkatkan produksi pertanian sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi terhadap iklim saat ini.

1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini agar praktikan dapat menjelaskan hubungan iklim dengan pertumbuhan dan hasil tanaman melalui pendekatan model statistik sederhana. Manfaat yang dapat diperoleh adalah menjelaskan hubungan iklim dengan pertumbuhan dan hasil tanaman melalui pendekatan model statistik sederhana.

















 II. TINJAUAN PUSTAKA
Usaha-usaha peningkatan produktivitas bisa dilakukan dengan cara intensifikasi, yaitu usaha penerapan sapta usaha tani. Usaha tersebut antara lain penggunaan binbit unggul, perbaikan cara bercocok tanam, dan penanganan pasca panen yang baik (Deasy Risnadevi, Syakhril, 2003).                                       
Penurunan produktivitas tanaman juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : gangguan hama dan penyakit, seta faktor lingkungan yang tidak mendukung. Sehingga perlu adanya intensifikasi dan ekstensifikasi (Ahmad dkk, 2006).
            Tanaman sebagai makhluk hidup sangat dipengaruhi oleh unsur cuaca, yakni : suhu, kelembaban, curah hujan, intensitas cahaya, angin. Sehingga terjadi interaksi antara tanaman dengan iklim.Pengaruh tanaman pada iklim lingkungan menjadi snagat penting dengan semakin besarnya tanaman dan semakin banyaknya jumlah rumpun tanaman. Pada mulanya tanaman hanya dipengaruhi oleh iklim mikro, namun lambat laun dipengaruhi oleh iklim meso dan iklim makro (Bayong,1999).
            Ada hubungan yang erat antara pola iklim dengan distribusi tanaman sehingga beberapa klasifikasi iklim didasari pada dunia tumbuh-tumbuhan. Tanaman dipandang sesuatu yang kompleks dan peka terhadap pengaruh iklim, misalnya pemanasan, kelembaban, penyinaran matahari dll. Tanpa unsure iklim tersebut, tanaman tidak akan bertahan lama (Bayong, 1999).
Dalam Libria (2004), perbedaan tingkat naungan mempengaruhi intensitas cahaya, suhu udara, kelembaban udara dan suhu tanah lingkungan tanaman, sehingga intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman berbeda dan mempengaruhi ketersediaan energi cahaya yang akan diubah menjadi energi panas dan energi kimia. Semakin besar tingkat naungan (semakin kecil intensitas cahaya yang diterima tanaman) maka suhu udara rendah, kelembaban udara semakin tinggi. Kelembaban udara yang terlalu rendah dan terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan dan pembungaan tanaman (Kramer and Kozlowski, 1960 dalam Libria). Kelembaban udara dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Laju fotosintesis meningkat dengan meningkatnya kelembaban udara sekitar tanaman. Air juga berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman seperti untuk pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal tanah maupun eksternal seperti iklim (Bandi dkk, 2006).
Jika terjadi perubahan iklim yang ekstrem dan tidak disertai dengan perubahan perilaku pertanian, maka hal tersebut akan mengakibatkan dampak negative. Perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer. Perubahan iklim (anomali) akan membawa pengaruh pada intensitas dampak dan sangat tergantung pada tingkat penyimpangannya (ekstern atau tidak ekstern). Secara umum dampak penyimpangan iklim terhadap aspek-aspek pertanian, meliputi :
a) Pemanfaatan lahan budidaya, berupa penurunan atau bahkan kegagalan berproduksi usaha pertanian, seperti :
1.    Kegagalan panen tanaman pangan akibat kekeringan.
2.    Kegagalan panen tanaman pangan akibat banjir.
3.    Penurunan produksi holtikultura akibat penyimpangan iklim yang mempengaruhi
4.    periode pembuahan.
5.    Kebakaran hutan yang memengaruhi produksi kayu dan hasil hutan.
6.    Kegagalan produksi kegiatan budidaya perikanan air tawar akibat kelangkaan air
atau bahkan kebanjiran. yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang (Trenberth, Houghton and Filho. 1995 dalam ditjen-penataan ruang).
            Suhu, radiasi surya, kelembaban udara, dan kecepatan angin pun diduga akan mengalami perubahan sebagai respon terhadap perubahan iklim, terutama perubahan suhu yang diakibatkan oleh peningkatan konsentrasi gas carbon dioksida, dan gas-gas lain yang secara radiatif aktif, atau lazim disebut gas rumah kaca di atmosfir bumi.
III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian Agroekologi dilaksanakan di Fakultas Pertanian Ruang IV. Praktikum ini dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2011, pukul 15.30 WIBselesai.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1.    Kalkulator
2.    Alat tulis
3.    Lembar kerja

 3.2.2 Bahan
1.    Data cuaca
2.    Buku praktikum

3.3 Cara Kerja
1.    Menyiapkan satu seri data unsur – unsur cuaca.
2.    Memilih dua unsur cuaca kemudian masukkan data tersebut dalam tabel (lihat lampiran lembar pengamatan).
3.    Menentukan satu unsur cuaca sebagai variabel bebas (x) dan satu lagi sebagai variabel tak bebas (y), kemudian hitung variabel regresinya.
4.    Selanjutnya menghitung koefisien regresinya dari bentuk hubungan tersebut dan bandingkan nilainya dengan r tabel.
5.    Mendiskusikan hasil perhitungan dengan anggota kelompok saudara dan buat kesimpulannya.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Data 1
No
Xi
Yi
X
Y
X2
Y2
(x)(y)
1
2190
95711,00
-41,80
30764,51
4796100
946455075,5
-1285956,52
2
1553
67048,00
-678,80
2101,51
2411809
4416344,28
-1426504,99
3
2250
79145,00
18,20
14198,51
5062500
201597686,2
258412,88
4
3639
32767,00
1407,20
-32179,50
13242321
1035520220
-45282992,4
5
2323
76208,00
91,20
11261,51
5396329
126821607,5
1027049,712
6
2099
50911,46
-132,80
-14035,03
4405801
196982067,1
1863851,984
7
1994
67817,71
-237,80
2871,22
3976036
8243904,29
-682776,12
8
2289
48267,14
57,20
-16679,35
5239521
278200783,1
-954058934,4
9
2026
84207,45
-205,80
19260,96
4104676
370984580,1
-3963905,57
10
1955
47382,16
-276,80
-17564,33
3822025
308505688,3
4861806,54
Total
22318
649464,92
0
49000,008
52457118
3474687956,27
998689949,9
Rerata
2231,8
64946,492
0
4900,0008
5245711.8
34746879,5627
998689949,9

Keterangan:
X= Curah hujan
Y= Produksi tanaman

Persamaan regresi
    
                               = 0
Jadi   Y = a + b.x = 4900,0008 – 377,18x  
Dari data tersebut menunjukkan bahwa hasil tanaman(y) murni tanpa dipengaruhi faktor X (CH) sejumlah 4900,0008, namun pada saat dipengaruhi oleh faktor X (CH)setiap kenaikan 1 satuan curah  hujan maka produksi  menurut sebesar -377,18.



Persamaan Korelasi
         Pada data tersebut hubungan antara curah hujan (x) dengan produksi y grafik terbentuk akan berlawanan  karena hasil perhitungan menunjukkan  nilai  negatif.
 

y




x

DATA 2
No
Xi
Yi
X
Y
X2
Y2
(X)(Y)
1.
2
95711,00
-3,6
30764,51
12,96
946455075,5
-110752
2.
7
67048,00
1,4
2101,51
1,96
4416344,28
2942,114
3.
4
79145,00
-1,6
14198,51
2,56
201597686,2
-22717,114
4.
3
32767,00
-2,6
-32179,50
6,76
1035520220
83666,67
5.
4
76208,00
-1,6
11261,51
2,56
126821607,5
-18018,4
6.
3
50911,46
-2,6
-14035,03
6,76
196982067,1
36491,08
7.
5
67817,71
-0,6
2871,22
0,36
8243904,29
-1722,73
8
4
48267,14
-1,6
-16679,35
2,56
278200783,1
26686,96
9.
4
84207,45
-1,6
19260,96
2,56
370984580,1
-30817,5
10.
2
47382,16
-3,6
-17564,33
12,96
308505688,3
63231,59
Total
56
649464,92
-18
49000,008
52
3474687956,27
28989,88
Rerata
5.6
64946,492
-1,8
4900,0008
5,2
34746879,5627
2898,988

Keterangan:
X= bulan kering
Y= produksi tanaman

Persamaan regresi
    
                               = 458448.804 – (-1003,5)
                               = 5903,50
Y = a + b.x = 5903,50 +  557,50x
            Dari data tersebut menunjukkan bahwa hasil tanaman Y murni tanpa dipengaruhi faktor X (balon kering) sejumlah 5903,50, namun sesudah  dipengaruhi  faktor X setiap kenaikan satuan bulan maka produksi bertambah sebesar 557,50.

Persamaan Korelasi

              Berdasarkan hasil data tersebut bahwa hubungan antara bulan basah dengan produksi tanaman grafik yang terbentuk akan searah.

y (Produksi)





x (Bulan Kering)



DATA 3

NO
Xi
Yi
X
Y
X2
Y2
(X)(Y)
1.
10
95711,00
1,8
30764,51
3,24
946455075,5
55376,12
2.
5
67048,00
-3,2
2101,51
10,24
4416344,28
-6724,83
3.
8
79145,00
-0,2
14198,51
0,04
201597686,2
-2839,70
4.
9
32767,00
0,8
-32179,50
0,64
1035520220
-25743,6
5.
8
76208,00
-0,2
11261,51
0,04
126821607,5
-2252,30
6.
9
50911,46
0,8
-14035,03
0,64
196982067,1
-11228,30
7.
7
67817,71
-1,2
2871,22
1,44
8243904,29
-3445,46
8
8
48267,14
-0,2
-16679,35
0,04
278200783,1
3335,87
9.
8
84207,45
-0,2
19260,96
0,04
370984580,1
-3852,19
10.
10
47382,16
1,8
-17564,33
3,24
308505688,3
-31615,79
Total
82
649464,92
3,2
49000,008
19,6
3474687956,27
97701,89
Rerata
8.2
64946,492
0,32
4900,0008
1,96
34746879,5627
9770,189
Keterangan:
X= bulan basah
Y= produksi tanaman

Persamaan regresi
    
                               = 4900,0008
                               = -11051,33
Y = a + b.x = -15951,33 + 49847,90x
                 
            Sesuai data tersebut hasil tanaman pada kondisi awal dipengaruhi oleh faktor X (BB) sejumlah 15951,33 namun setelah dipengaruhi oleh faktor X  produksi tanaman bertambah 49847.

Persamaan korelasi

           Berdasarkan hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa antara BB dengan produksi tanaman grafik terbentuk akan searah.


       y



                                                     x
4.2 Pembahasan
1.      a. Curah hujan membantu dalam menentukan pembagian jenis tanaman. Setiap tanaman membutuhkan air yang berbeda, ada yang Hygrophytes, mesophytes, dan Xerophytes.
b. Angin mempercepat proses evapotranspirasi dan mempengaruhi tanaman menjadi kering. Angin yang kuat dapat merusak tanaman dan menumbangkan tanaman yang sedang tumbuh.
c. Sinar matahari, penting dalam memproduksi khlorofil untuk asimilasi.
d. Kelembaban mempengaruhi evapotranspirasi dan jumlah air.
2.      Fotosintesis, merupakan metabolisme yang mutlak harus ada cahaya atau radiasi matahari. Meskipun ada reaksi gelap yang tidak membutuhkan radiasi matahari, namun untuk reaksi terang dibutuhkan matahari sebagai komponen utama yang mampu mereaksikan antara C6H12O6 yang dibakar oleh O2 dalam temperatur standar tentunya (STP) akan menghasilkan CO2 +H2O+energi dalam bentuk ATP (Adenocid Triphosphate). Tumbuhan mampu menyerap hara dan air dari tanah jika kelembapan tanah masih menyediakan air untuk di absorbsi oleh xylem. Suhu juga mempengaruhi dalam fotosintesis, karena enzim-enzim hanya akan mampu bekerja pada suhu optimal. akibat curah hujan yang rendah maka terjadi kekurangan air atau kekeringan yang menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
3.    Jika dilihat  dari beberapa data yang diperoleh dalam hasil perhitungan menunjukkan, hubungan atau keterkaitan antara unsur curah hujan dengan hasil produksi tanaman memang kurang menguntungkan. Jika dihitung persamaan regresi dan korelasinya pun juga menunjukkan nilai yang berbeda pada setiap perhitungan data. Maka secara jelas menunjukkan iklim yang tidak menentu, sehingga akan menurunkan produktifitas tanaman petani karena yang didapat fungsi regresinya yaitu
Data 1 : (Y=75767.05099 - 13,407226x) Data  2 : (Y=41661,45 + 504,02x) Data 3 : (Y= 47709,678-504,02x) yang artinya setiap kenaikan unsur iklim 1 satuan maka hasil produksi akan turun sebesar Data 1 = - 13,407226 Data 2 = 504,02 Data 3 = - 504,02  . Hal ini jelas sangat merugikan apalagi jika kondisi akumulatif data cuaca dan iklim tidak menentu.
4.    Pengaruh iklim dan cuaca terhadap hasil produksi tanaman terkadang tidak sesuai dengan teori yang ada dimana seharusnya setiap kenaikan 1 nilai variable X akan menambah nilai variabel Y yang difungsikan terhadapnya. Namun dalam beberapa penghitungan data ditemukan bahwa fungsi bernilai negative dan hal ini sangat merugikan pertumbuhan tanaman dan hasil produksi.



V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Bahwa antara unsur cuaca (curah hujan) dan produksi tanaman memiliki hubungan yang tak terpisahkan. Unsure cuaca mempengaruhi produktivitas tanaman. Di kenyataannya terjadi korelasi antara keduanya, yaitu ketika curah hujan naik (masih dalam batas optimum) maka hasil produksi juga naik, ataupun sebaliknya.
            Namun, penghitungan atau penarikan data yang kurang teliti memang sangat memungkinkan menjadi faktor penyebab nilai regresi dan korelasi menjadi negatif atau minus. Namun bisa juga karena memang keadaan di daerah sekitar yang diteliti memang benar seperti adanya pada data. Dari beberapa penghitungan ditemukan bahwa nilai fungdi regresi dan korelasi berfungsi minus yang menyebabkan kemerosotan hasil produksi pertanian. Sehingga pada waktu atau keadaan tersebut dapat dikatakan bahwa kondisi ini kurang menguntungkan bagi pertanian.

5.2 Saran
            Jika iklim merupakan akumulasi atau simulasi dari cuaca dalam jangka waktu yang lama dengan cakupan wilayah yang luas juga sebagai penentu komoditas suatu daerah, dan cuaca di suatu daerah dapat diprediksi sebelumnya untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi (khususnya bidang pertanian). Sehingga petani dapat menentukan jenis tanaman yang tepat sesuai dengan keadaan tertentu untuk memperoleh hasil produksi yang lebih maksimal.





DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, Bandi dkk. 2006. Analisis Ketersediaan Air Bagi Tanaman kedelai pada Tiga Ordo Tanah Domain Di Bengkulu. Laporan penelitian. 25.

Tjasjono, Bayong. 1999. Klimatologi Umum. Penerbit ITB, Bandung.

Winarso, P.A. 1998 “ Peramalan Cuaca & Iklim serta Pemanfaatannya untuk Pertanian” Makalah Pelatihan Analisa & Pemantauan Faktor Iklim untuk Pertanian, Dept. Pertanian, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar