I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Iklim mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Dalam bidang
pertanian iklim memilki pengaruh dalam terhadap potensi tanaman. Hasil tanaman
sering dipengaruhi oleh iklim, seperti jumlah curah huja ndan distribusi curah
hujan yang semakin sulit diramalkan saat ini.memerlukan kultivar yang memilki
sifat penyangga yang baik supaya tanaman dapat mengatur keadaannya terhadap
perubahan lingkungan (Amrizal, 2006).
Air tanah merupakan salah satu sifat fisika yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman seperti untuk kebutuhan metabolisme, pelarutan dan
pengankutan unsur hara menuju akar tanaman dan sebagai komponen penyusun sel
tanaman. Ketersediaan air bagi tanaman dipengaruhi oleh banyak oleh banyak faktor,
baik internal tanah maupun eksternal seperti iklim. Dalam siklus hidrologi,
bahan organik berfungsi sebagai filter dalam penyimpanan air dalam tanah, yaitu
mempertinggi peresapan air hujan dan irigrasi terhadap tanah (bandi dkk, 2006).
iklim seperti suhu, curah hujan, dan musim
sangat berpengaruh
terhadap tumbuhan. Faktor-faktor iklim seperti cuaca dan iklim benar-benar
dipertimbangkan dalam mengembangkan pertanian. Kondisi suhu, curah hujan dan
pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi pembudidayaan tanaman
pertanian.
Berbagai proses
fisiologi, pertumbuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh unsur
cuaca, yaitu keadaan atmosfer dari saat ke saat selama umur tanaman,
ketersediaan air (kelembaban tanah) sangat ditentukan oleh curah hujan dalam
periode waktu tertentu dan disebut sebagai unsur iklim, yang pada hakikatnya
adalah akumulasi dari unsur cuaca (curah hujan dari saat ke saat). Demikian
juga, pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan manivestasi akumulatif dari
seluruh proses fisiologi selama fase atau periode pertumbuhan tertentu oleh sebab itu dalam pengertian yang lebih
teknis dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman dipengaruhi oleh
berbagai unsur iklim (sebagai akumulasi keadaan cuaca) selama pertumbuhan tanaman.
Peran cuaca dan iklim terhadap produksi tanaman akan semakin dirasakan pada
saat ini, sehubungan dengan terjadinya perubahan cuaca dan iklim global di
permukaan bumi. Perubahan iklim global setidaknya berpengaruh terhadap unsure
iklim dan komponen alam yang sangat erat kaitannya dengan bidang pertanian.
Oleh karena itu, kita perlu mempelajari hubungan iklim dengan pertumbuhan
tanaman agar kita mampu meningkatkan produksi pertanian sejalan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap iklim saat ini.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini agar praktikan
dapat menjelaskan hubungan iklim dengan pertumbuhan dan hasil tanaman melalui
pendekatan model statistik sederhana. Manfaat yang dapat
diperoleh adalah menjelaskan
hubungan iklim dengan pertumbuhan dan hasil tanaman melalui pendekatan model
statistik sederhana.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Usaha-usaha peningkatan produktivitas bisa dilakukan
dengan cara intensifikasi, yaitu usaha penerapan sapta usaha tani. Usaha
tersebut antara lain penggunaan binbit unggul, perbaikan cara bercocok tanam,
dan penanganan pasca panen yang baik (Deasy Risnadevi, Syakhril, 2003).
Penurunan produktivitas tanaman juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain : gangguan hama dan penyakit, seta faktor
lingkungan yang tidak mendukung. Sehingga perlu adanya intensifikasi dan
ekstensifikasi (Ahmad dkk, 2006).
Tanaman sebagai makhluk hidup sangat
dipengaruhi oleh unsur cuaca, yakni : suhu, kelembaban, curah hujan, intensitas
cahaya, angin. Sehingga terjadi interaksi antara tanaman dengan iklim.Pengaruh
tanaman pada iklim lingkungan menjadi snagat penting dengan semakin besarnya
tanaman dan semakin banyaknya jumlah rumpun tanaman. Pada mulanya tanaman hanya
dipengaruhi oleh iklim mikro, namun lambat laun dipengaruhi oleh iklim meso dan
iklim makro (Bayong,1999).
Ada hubungan yang erat antara pola
iklim dengan distribusi tanaman sehingga beberapa klasifikasi iklim didasari
pada dunia tumbuh-tumbuhan. Tanaman dipandang sesuatu yang kompleks dan peka
terhadap pengaruh iklim, misalnya pemanasan, kelembaban, penyinaran matahari
dll. Tanpa unsure iklim tersebut, tanaman tidak akan bertahan lama (Bayong,
1999).
Dalam Libria (2004), perbedaan tingkat naungan mempengaruhi
intensitas cahaya, suhu udara, kelembaban udara dan suhu tanah lingkungan
tanaman, sehingga intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman berbeda dan
mempengaruhi ketersediaan energi cahaya yang akan diubah menjadi energi panas
dan energi kimia. Semakin besar tingkat naungan (semakin kecil intensitas
cahaya yang diterima tanaman) maka suhu udara rendah, kelembaban udara semakin
tinggi. Kelembaban udara yang terlalu rendah dan terlalu tinggi akan menghambat
pertumbuhan dan pembungaan tanaman (Kramer and Kozlowski, 1960 dalam Libria).
Kelembaban udara dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena dapat
mempengaruhi proses fotosintesis. Laju fotosintesis meningkat dengan
meningkatnya kelembaban udara sekitar tanaman. Air juga berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan
tanaman seperti untuk pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik internal tanah maupun eksternal seperti iklim (Bandi dkk,
2006).
Jika
terjadi perubahan iklim yang ekstrem dan tidak disertai dengan perubahan
perilaku pertanian, maka hal tersebut akan mengakibatkan dampak negative. Perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan pada iklim yang
dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah
komposisi atmosfer. Perubahan iklim (anomali) akan membawa pengaruh pada
intensitas dampak dan sangat tergantung pada tingkat penyimpangannya (ekstern
atau tidak ekstern). Secara umum dampak penyimpangan iklim terhadap aspek-aspek
pertanian, meliputi :
a) Pemanfaatan
lahan budidaya, berupa penurunan atau bahkan kegagalan berproduksi usaha
pertanian, seperti :
1.
Kegagalan
panen tanaman pangan akibat kekeringan.
2.
Kegagalan
panen tanaman pangan akibat banjir.
3.
Penurunan
produksi holtikultura akibat penyimpangan iklim yang mempengaruhi
4.
periode
pembuahan.
5.
Kebakaran
hutan yang memengaruhi produksi kayu dan hasil hutan.
6.
Kegagalan
produksi kegiatan budidaya perikanan air tawar akibat kelangkaan air
atau bahkan
kebanjiran. yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang
cukup panjang (Trenberth, Houghton and Filho. 1995 dalam ditjen-penataan
ruang).
Suhu, radiasi surya, kelembaban udara, dan kecepatan angin pun diduga
akan mengalami perubahan sebagai respon terhadap perubahan iklim, terutama
perubahan suhu yang diakibatkan oleh peningkatan konsentrasi gas carbon dioksida,
dan gas-gas lain yang secara radiatif aktif, atau lazim disebut gas rumah kaca
di atmosfir bumi.
III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian
Agroekologi dilaksanakan di Fakultas Pertanian Ruang IV.
Praktikum ini dilakukan
pada tanggal 18
Oktober 2011,
pukul 15.30 WIB – selesai.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Kalkulator
2. Alat
tulis
3. Lembar kerja
3.2.2 Bahan
1. Data
cuaca
2. Buku
praktikum
3.3 Cara Kerja
1.
Menyiapkan satu
seri data unsur – unsur cuaca.
2.
Memilih dua unsur
cuaca kemudian masukkan data tersebut dalam tabel (lihat lampiran lembar
pengamatan).
3.
Menentukan satu
unsur cuaca sebagai variabel bebas (x) dan satu lagi sebagai variabel tak bebas
(y), kemudian hitung variabel regresinya.
4.
Selanjutnya
menghitung koefisien regresinya dari bentuk hubungan tersebut dan bandingkan
nilainya dengan r tabel.
5.
Mendiskusikan hasil
perhitungan dengan anggota kelompok saudara dan buat kesimpulannya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Data 1
No
|
Xi
|
Yi
|
X
|
Y
|
X2
|
Y2
|
(x)(y)
|
1
|
2190
|
95711,00
|
-41,80
|
30764,51
|
4796100
|
946455075,5
|
-1285956,52
|
2
|
1553
|
67048,00
|
-678,80
|
2101,51
|
2411809
|
4416344,28
|
-1426504,99
|
3
|
2250
|
79145,00
|
18,20
|
14198,51
|
5062500
|
201597686,2
|
258412,88
|
4
|
3639
|
32767,00
|
1407,20
|
-32179,50
|
13242321
|
1035520220
|
-45282992,4
|
5
|
2323
|
76208,00
|
91,20
|
11261,51
|
5396329
|
126821607,5
|
1027049,712
|
6
|
2099
|
50911,46
|
-132,80
|
-14035,03
|
4405801
|
196982067,1
|
1863851,984
|
7
|
1994
|
67817,71
|
-237,80
|
2871,22
|
3976036
|
8243904,29
|
-682776,12
|
8
|
2289
|
48267,14
|
57,20
|
-16679,35
|
5239521
|
278200783,1
|
-954058934,4
|
9
|
2026
|
84207,45
|
-205,80
|
19260,96
|
4104676
|
370984580,1
|
-3963905,57
|
10
|
1955
|
47382,16
|
-276,80
|
-17564,33
|
3822025
|
308505688,3
|
4861806,54
|
Total
|
22318
|
649464,92
|
0
|
49000,008
|
52457118
|
3474687956,27
|
998689949,9
|
Rerata
|
2231,8
|
64946,492
|
0
|
4900,0008
|
5245711.8
|
34746879,5627
|
998689949,9
|
Keterangan:
X= Curah hujan
Y= Produksi tanaman
Persamaan
regresi
= 0
Jadi Y = a + b.x = 4900,0008 – 377,18x
Dari data tersebut menunjukkan bahwa hasil tanaman(y) murni
tanpa dipengaruhi faktor X (CH) sejumlah 4900,0008, namun pada saat dipengaruhi
oleh faktor X (CH)setiap kenaikan 1 satuan curah hujan maka produksi menurut sebesar
-377,18.
Persamaan Korelasi
Pada data tersebut hubungan antara
curah hujan (x) dengan produksi y grafik terbentuk akan berlawanan karena hasil perhitungan menunjukkan nilai
negatif.
y
x
DATA 2
No
|
Xi
|
Yi
|
X
|
Y
|
X2
|
Y2
|
(X)(Y)
|
1.
|
2
|
95711,00
|
-3,6
|
30764,51
|
12,96
|
946455075,5
|
-110752
|
2.
|
7
|
67048,00
|
1,4
|
2101,51
|
1,96
|
4416344,28
|
2942,114
|
3.
|
4
|
79145,00
|
-1,6
|
14198,51
|
2,56
|
201597686,2
|
-22717,114
|
4.
|
3
|
32767,00
|
-2,6
|
-32179,50
|
6,76
|
1035520220
|
83666,67
|
5.
|
4
|
76208,00
|
-1,6
|
11261,51
|
2,56
|
126821607,5
|
-18018,4
|
6.
|
3
|
50911,46
|
-2,6
|
-14035,03
|
6,76
|
196982067,1
|
36491,08
|
7.
|
5
|
67817,71
|
-0,6
|
2871,22
|
0,36
|
8243904,29
|
-1722,73
|
8
|
4
|
48267,14
|
-1,6
|
-16679,35
|
2,56
|
278200783,1
|
26686,96
|
9.
|
4
|
84207,45
|
-1,6
|
19260,96
|
2,56
|
370984580,1
|
-30817,5
|
10.
|
2
|
47382,16
|
-3,6
|
-17564,33
|
12,96
|
308505688,3
|
63231,59
|
Total
|
56
|
649464,92
|
-18
|
49000,008
|
52
|
3474687956,27
|
28989,88
|
Rerata
|
5.6
|
64946,492
|
-1,8
|
4900,0008
|
5,2
|
34746879,5627
|
2898,988
|
Keterangan:
X= bulan kering
Y= produksi
tanaman
Persamaan
regresi
= 458448.804
– (-1003,5)
= 5903,50
Y = a + b.x = 5903,50 + 557,50x
Dari data tersebut menunjukkan
bahwa hasil tanaman Y murni tanpa dipengaruhi faktor X (balon kering) sejumlah
5903,50, namun sesudah dipengaruhi faktor X setiap kenaikan satuan bulan maka
produksi bertambah sebesar 557,50.
Persamaan
Korelasi
Berdasarkan
hasil data tersebut bahwa hubungan antara bulan basah dengan produksi tanaman
grafik yang terbentuk akan searah.
x (Bulan Kering)
DATA
3
NO
|
Xi
|
Yi
|
X
|
Y
|
X2
|
Y2
|
(X)(Y)
|
1.
|
10
|
95711,00
|
1,8
|
30764,51
|
3,24
|
946455075,5
|
55376,12
|
2.
|
5
|
67048,00
|
-3,2
|
2101,51
|
10,24
|
4416344,28
|
-6724,83
|
3.
|
8
|
79145,00
|
-0,2
|
14198,51
|
0,04
|
201597686,2
|
-2839,70
|
4.
|
9
|
32767,00
|
0,8
|
-32179,50
|
0,64
|
1035520220
|
-25743,6
|
5.
|
8
|
76208,00
|
-0,2
|
11261,51
|
0,04
|
126821607,5
|
-2252,30
|
6.
|
9
|
50911,46
|
0,8
|
-14035,03
|
0,64
|
196982067,1
|
-11228,30
|
7.
|
7
|
67817,71
|
-1,2
|
2871,22
|
1,44
|
8243904,29
|
-3445,46
|
8
|
8
|
48267,14
|
-0,2
|
-16679,35
|
0,04
|
278200783,1
|
3335,87
|
9.
|
8
|
84207,45
|
-0,2
|
19260,96
|
0,04
|
370984580,1
|
-3852,19
|
10.
|
10
|
47382,16
|
1,8
|
-17564,33
|
3,24
|
308505688,3
|
-31615,79
|
Total
|
82
|
649464,92
|
3,2
|
49000,008
|
19,6
|
3474687956,27
|
97701,89
|
Rerata
|
8.2
|
64946,492
|
0,32
|
4900,0008
|
1,96
|
34746879,5627
|
9770,189
|
Keterangan:
X= bulan basah
Y= produksi
tanaman
Persamaan
regresi
= 4900,0008
= -11051,33
Y = a + b.x = -15951,33 + 49847,90x
Sesuai
data tersebut hasil tanaman pada kondisi awal dipengaruhi oleh faktor X (BB)
sejumlah 15951,33 namun setelah dipengaruhi oleh faktor X produksi tanaman bertambah 49847.
Persamaan
korelasi
Berdasarkan hasil data tersebut dapat
disimpulkan bahwa antara BB dengan produksi tanaman grafik terbentuk akan
searah.
x
4.2 Pembahasan
1.
a.
Curah hujan membantu dalam menentukan pembagian jenis tanaman. Setiap tanaman
membutuhkan air yang berbeda, ada yang Hygrophytes, mesophytes, dan Xerophytes.
b.
Angin mempercepat proses evapotranspirasi dan mempengaruhi tanaman menjadi
kering. Angin yang kuat dapat merusak tanaman dan menumbangkan
tanaman yang sedang tumbuh.
c.
Sinar matahari, penting dalam memproduksi khlorofil untuk asimilasi.
d.
Kelembaban mempengaruhi evapotranspirasi dan jumlah air.
2. Fotosintesis, merupakan metabolisme yang mutlak harus ada
cahaya atau radiasi matahari. Meskipun ada reaksi gelap yang tidak membutuhkan
radiasi matahari, namun untuk reaksi terang dibutuhkan matahari sebagai
komponen utama yang mampu mereaksikan antara C6H12O6 yang dibakar oleh O2 dalam
temperatur standar tentunya (STP) akan menghasilkan CO2 +H2O+energi dalam
bentuk ATP (Adenocid Triphosphate).
Tumbuhan mampu menyerap hara dan air dari tanah jika kelembapan tanah
masih menyediakan air untuk di absorbsi oleh xylem. Suhu juga mempengaruhi
dalam fotosintesis, karena enzim-enzim hanya akan mampu bekerja pada suhu
optimal. akibat curah hujan yang rendah maka terjadi kekurangan air atau
kekeringan yang menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon
dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
3.
Jika dilihat dari
beberapa data yang diperoleh dalam hasil perhitungan
menunjukkan, hubungan atau keterkaitan antara unsur curah hujan dengan hasil
produksi tanaman memang kurang menguntungkan. Jika dihitung persamaan regresi
dan korelasinya pun juga menunjukkan nilai yang
berbeda pada setiap perhitungan data. Maka secara jelas menunjukkan iklim yang tidak menentu, sehingga akan menurunkan
produktifitas tanaman petani karena yang
didapat fungsi regresinya
yaitu
Data
1 : (Y=75767.05099
- 13,407226x)
Data 2 : (Y=41661,45 + 504,02x) Data 3 :
(Y= 47709,678-504,02x)
yang artinya setiap kenaikan unsur iklim 1 satuan maka hasil produksi akan
turun sebesar Data 1 = - 13,407226 Data 2 =
504,02 Data 3 = - 504,02 .
Hal ini jelas sangat merugikan apalagi jika kondisi akumulatif data cuaca dan
iklim tidak menentu.
4.
Pengaruh iklim dan
cuaca terhadap hasil produksi tanaman terkadang tidak sesuai dengan teori yang
ada dimana seharusnya setiap kenaikan 1 nilai variable X akan menambah nilai
variabel Y yang difungsikan terhadapnya. Namun dalam beberapa penghitungan data
ditemukan bahwa fungsi bernilai negative dan hal ini sangat merugikan
pertumbuhan tanaman dan hasil produksi.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bahwa
antara unsur cuaca (curah hujan) dan produksi tanaman memiliki hubungan yang
tak terpisahkan. Unsure cuaca mempengaruhi produktivitas tanaman. Di
kenyataannya terjadi korelasi antara keduanya, yaitu ketika curah hujan naik
(masih dalam batas optimum) maka hasil produksi juga naik, ataupun sebaliknya.
Namun,
penghitungan atau penarikan data yang kurang teliti memang sangat memungkinkan
menjadi faktor penyebab nilai regresi dan korelasi menjadi negatif atau minus.
Namun bisa juga karena memang keadaan di daerah sekitar yang diteliti memang
benar seperti adanya pada data. Dari beberapa penghitungan ditemukan bahwa
nilai fungdi regresi dan korelasi berfungsi minus yang menyebabkan kemerosotan
hasil produksi pertanian. Sehingga pada waktu atau keadaan tersebut dapat dikatakan
bahwa kondisi ini kurang menguntungkan bagi pertanian.
5.2 Saran
Jika
iklim merupakan akumulasi atau simulasi dari cuaca dalam jangka waktu yang lama
dengan cakupan wilayah yang luas juga sebagai penentu komoditas suatu daerah,
dan cuaca di suatu daerah dapat diprediksi sebelumnya untuk mengetahui
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi (khususnya bidang pertanian).
Sehingga petani dapat menentukan jenis tanaman yang tepat sesuai dengan keadaan
tertentu untuk memperoleh hasil produksi yang lebih maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Hermawan, Bandi dkk. 2006. Analisis
Ketersediaan Air Bagi Tanaman kedelai pada Tiga Ordo Tanah Domain Di Bengkulu.
Laporan penelitian. 25.
Tjasjono,
Bayong. 1999. Klimatologi Umum.
Penerbit ITB, Bandung.
Winarso,
P.A. 1998 “ Peramalan Cuaca & Iklim serta Pemanfaatannya untuk Pertanian”
Makalah Pelatihan Analisa & Pemantauan Faktor Iklim untuk Pertanian, Dept.
Pertanian, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar