Kamis, 08 Maret 2012

LAPORAN CANGKOK


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Dalam kehidupan sehari-hari tanaman melakukan beberapa aktivitas yang berguna dalam rangka mempertahankan hidup, seperti bernapas, berfotosintesis, respirasi, dan berkembang biak. Awal perkembangbiakan umumnya ditandai dengan perkecambahan. Dan tentunya di dalamnya terdapat struktur yang cukup rumit. Perkembangbiakan pada setiap tanaman tidaklah sama. Ada beberapa spesies tanaman yang berkembangbiak dengan cara generatif dan ada juga yang berkembangbiak dengan cara vegetatif.
            Berbagai jenis tanaman sama sama berkembang biak , tapi tanaman berkembang biak dengan cara yang berbeda beda. Perbanyakan tanaman juga memiliki beberapa jenis cara, diantaranya adalah perbanyakan segara genetatif maupun vegetatif.
            Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain, mencangkok juga dapat diartikan suatu perbanyakan vegetatif secara buatan tanpa baikan dengan menggunakan bagian dari tanaman.
            Perkembangbiakan baik secara vegetatif sebagian besar berasal dari salah satu bagian tanaman, misalnyaberasal dari batang, akar, daun, dan lain-lain, atau bisa juga disebut bibit. Sedangkan perkembangbiakan secara generatif umumnya berasal dari biji. Pada kenyataannya kita dapat membedakan antara bibit dan benih yang keduanya digunakan dalam proses pembiakan tanaman.
            Kegiatan perbanyakan tanaman dengan mencangkok merupakan kegiatan yang biasa dilakukan di nursery tanaman buah. Tanaman induk yang akan dicangkok
dipilih karena karakternya yang diinginkan. Tanaman induk diusahakan setelah dicangkok tidak mati sehingga dapat berkembang kembali dan menjadi tanaman induk untuk dicangkok di kemudian hari lainnya.
            Kaitannya terhadap praktikum kegiatan ini yang dilakukan dengan menggunaka indicator tanaman sri rejeki memberikan pambalajaran dan pengetahuan di bidang perbanyakan tanaman.

1.2  Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara mencangkok, dan untuk mengetahui pertumbuhan akar   cangkok.
2. Untuk mengetahui pengaruh media cangkokan terhadap pembentukan sistem perakaran

1.3  Manfaat
1. Dapat mengetahui dan mempelajari cara mencangkok, dan untuk mengetahui pertumbuhan akar   cangkok.
2. Dapat mengetahui pengaruh media cangkokan terhadap pembentukan sistem perakaran
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
            Mencangkok adalah cara memperbanyak tanaman dimana pembentukan akar pada calon tanaman baru terjadi ketika masih melekat pada tanaman induknya. Air dan mineral tetap diangkut melalui xylem ke tunas / cabang yang dicangkok. Dengan demikian, hasil perbanyakan dengan  cara mencangkok lebih tinggi daripada hasil perbanyakan denga stek. Ada 2 macam cara mencangkok yang sering dilakukan pada tanaman tertentu  (Ismiyati Sutarto,1994).
            Merundukkan batang/ cabang ke tanah . Pembentukan akar di rangsang dengan berbagai perlkuan yang dapat menghentikan tranlokasi bahan organic seperti karbohidrat, auxin dan faktor pertumbuhan yang lan dari dan ujung tunas ke bagian bawah tunas yang di cangkok (Ismiyati Sutarto).
            Mencangkok tanaman adalah salah satu cara teknik memperbanyak tanaman buah dalam pot, selain itu kualitas buahnya sama dengan induknya dan juga pohonnya tidak terlalu tinggi. Tanaman yang bisa dicangkok antara lain: jambu, jambu air, mangga, sawo, dan lain-lain (Wilkins, 1991).
            Mencangkok atau okulasi adalah teknik pengembangbiakan tanaman yg sangat cocok utk di tanam di dalam pot. Di samping karena qualitas buahnya terjaga sama spt induknya juga nantinya pohon tumbuh tidak terlalu tinggi. Pohon yg dikembangbiakan dg teknik cangkok tidak akan mempunyai akar tunggang.(Ansown, 1989).
            Beberapa tanaman tertentu memilki kemampua untuk memperanyak diri dengan pencangkokan yang terjadi secara alami, yaitu sulur dan anakan terutama pad tanaman yang berbentuk roset (Wahyuni, Sri, 1998).
            Pembentukan biji melalui proses penyerbukan (jatuhnya tepung sari pada kepala putik) kemudian dilanjutkan dengan pembuahan (peleburan antara gamet jantan dari tepung sari dan gamet betina dari putik). Dalam kontek agronomi, benih sebagai bahan tanaman merupakan biji yang diproduksi, diproses, dan diuji dengan metode standar sehingga memenuhi persyaratan sebgai bahan tanaman
(Kusbiantoro, 1993).
            Cabang pilihan yang akan dicangkok dikelupas kulit cabangnya kirakira 7 cm. Kambium pada cabang dikerik hingga bersih sampai bagian yang dikerik tidak lagi terasa licin tapi kasar. Pengelupasan kulit cabang ini dimaksudkan untuk memutus aliran hara dari batang ke cabang sehingga akar dapat terbentuk pada cabang yang dicangkok. Kemudian pada ujung potongan kulit cabang atas, pasta Rooton F dioleskan. Pengolesan tersebut dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan akar.
(Wahid, 2000).
            Selain tanaman buah-buahan, beberapa tanaman hias juga bisa dicangkok misalnya: bunga sakura, kemuning, soka, musa indah, bougenvil, cemara dan sebagainya. Tanaman yang tersebut di atas adalah tanaman berkayu yang mudah dicangkok. Adapula tanaman berkayu yang sulit di cangkok, namun karena telah ditemukan caranya, akhirnya mampu juga mengeluarkan akarnya setelah dicangkok (Wahid, 2000).
BAB 3 METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
            Kugiatan praktikum pembiakan vegetatif dengan cara mencangkok (air layerage)  dilaksanakan di Laboratorium Produksi Tanaman pada tanggal 11 Maret 2011, pukul14.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1        Alat
1.    Tali rafia
2.    sabut kelapa
3.    plastik
4.    pisau tajam(cutter)
5.    timba
3.2.2 Bahan
1. Tanaman sri rejeki
2. pupuk kompos dan pupuk kandang
3.3 Cara Kerja
1.    Menyiapkan bhan dan alat yang diperlukan
2.    Memilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.
3.    Menyayat/menghilangkan kulit dan kambium pada batang atau cabang tersebut sepanjang + 10 cm.
4.    Memberi media pada bagian yang luka secukupnya dengan pupuk kandang dan kompos, kemudian ditutup dengan serabut kelapa dan plastik.
5.    Menjaga kelembapan media dengan cara menyiram air.


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil
           
Perlakuan
Ulangan
Parameter pengamatan
∑ Akar
Panjang Akar (cm)
Serabut
Kompos
1
2
3
N
-
9
6
5
-
3
2,6
1,8
Kandang
1
2
3
N
16
11
21
16
10,6
4,43
6,2
7,07
Tanah
1
2
3
N
15
29
25
23
4,5
5,7
5
5,07
Plastik
Kompos
1
2
3
N
-
14
-
4,67
-
4,067
-
1,36
Tanah
1
2
3
N
5
7
32
14,67
4
2
6,83
4,28
Kandang
1
2
3
N
4
-
3
2,33
0,6
-
0,5
0,37


















4. 2 Pembahasan
           
Grafik 4.1 Perlakuan Serabut dengan Jumlah Akar
           
Grafik 4.2 Perlakuan Serabut dengan Panjang Akar (cm)
                       
Grafik 4.3 Perlakuan Plastik dengan Jumlah Akar
Grafik 4.4 Perlakuan Plastik dengan Panjang Akar (cm)


Berdasarkan hasil yang di dapat dari gambar grafik 4. 1 terlihat adanya perbedaan antara perlakuan menggunakn media kompos, pupuk kandang dan tanah biasa. Pada perlakuan yang mengunakan tanah memilki jumlah akar paling banyak, sedangkan pada media kompos memiliki jumlah akar yang paling sedikit dan media kandang sendiri memiliki jumlah yang mendominasi di antra keduanya. Sementara  pada perbandingan panjang akar jumlah yang terpanjang pada penggunaaan media pupuk kandang, hal tersebut di mungkinkan karena pada pupuk kandang memilki bahan organik yang lebih banyak dan adanya kandungan unsur tertentu yang mempercepat pertumbuhan akar cangkokan, seperti yang tergambar pada grafik 4. 2.
Pada gambar grafik 4. 3 perlakuan pembungkus dengan menggunakan plastik diperoleh data perbandingan antara media yang menggunakan kompos, pupuk kandang dan tanah yang memilki jumlah akar paling banyak adalah pada media yang menggunakan pupuk kandang. Sedangkan pada data dalam perbandingan panjang akar media pupuk kandang juga memilkirata-rata  akar terpanjang daripada media yang lain. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya rata-rata pada perlakuan dari media kompos disebabkan kurangnya data karena kesalahan dari praktikan, kurangnya pemeliharaan terhadap cangkokan.
Berdasarkan dari keseluruhan data yang diperoleh pada grafik antara pembungkus serabut kelapa dan plastik menunjukkan bahwa pembungkus seabut memilki pengaruh lebih baik daripada plastik dalam pertumbuhan dan hasil cangkokan.
Pada percobaan pencangkokan yang dilakukan dengan menggunakan tanaman sri rejeki pembentukan akarnya dapat dipermudah dengan perlakuan seperti pelukaan, pengikatan, etiolasi, dan penyelarahan dari batang (disorientation), yang mempengaruhi gerakan dan penumpukan auksin serta karbohidrat pada bagian batang tersebut. Pada prcobaan tersebut diberi perlakuan Rooton F dengan maksud agar bahan cangkokan cepat berakar juga mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar. Hal tersebut dapat di buktikan misalnya dalam praktikum yang telah dilakukan disitu terlihat adanya perbedaan antara cangkokan denhan menggunakan Rooton F dengan yang tidak. Pada cangkokan yang mengunakan Rooton f memilki jumlkah akar lebih banyak daripada yang tidak menggunakan Rooton F. Dari situ jelas sekali peranan Rooton F terhadap pertumbuhan akar cangkokan. Seperti yang dikatakan bahwa “Pemberian Rootone-F menyebabkan akar lebih cepat keluar dan jumlahnya lebih banyak, kondisi yang sama juga dapat dilihat pada media tanah + kompos dengan Rootone-F. Kondisi sebaliknya terjadi pada kedua media tanpa Rootone-F akar akan lebih lambat keluar dan jumlahnya sedikit. Hal ini dapat dijelaskan bahwa Rootone-F merupakan salah satu zat pengatur tumbuh untuk induksi perakaran. (Abidin, 1990) .
Didalam perlakuan pencangkokan tanaman menggunakan pembungkus atau pembalut yang digunakan sebagai media perakaran. Bahan pembungkus atau pembalut yang digunakan dalam praktikum yaitu serabut kelapa dan plastik. Perlakuan tersebut dilakukan bertujuan untuk menahan media yang digunakan dalam cangkokan, memepertahankan kelembapan akar dan agar mendapatkan hasil dengan baik dengan waktu yang relatif lebih cepat juga untuk menghindari terkena cahaya langsung, sebab akar akan lebih cepat tumbuh dengan sehat dalam keadaan gelap dan lembab. Untuk cangkokan umumnya menggunakan bahan dari sabut kelapa atau karung goni untuk membungkus tanah sebagai media perakaran. Supaya cangkokan dapat berhasil dengan baik dengan waktu yang relatif cepat dan ekonomis, selain itu untuk bahan pembungkus media dapat pula dengan menggunakan plastik (Adnan, 2008). Sedangkan dari media untuk mencangkok bisa menggunakan cocopeat atau serbuksabut kelapa ataupun cacahan sabut kelapa. Dapat pula dugunakan campuran kompos/pupuk kandang dengan tanah (Yusuf, 2009). Dan untuk merangsang pertumbuhan akar harus memilki porus sehingga mudah ditembus akar-akar muda, ringan agar tidak membebani batang yang dicangkok, mampu menahan air sehingga media cukup lembap.
Dalam melakukan pencangkokan membutuhkan persyaratan agar mendapatkan hasil yang baik dan maksimal, baik dari segi fisik maupun lingkungan sekitarnya. Beberapa persyaratan antaralain; tiadak dapat dibiakkan dengan cara layarage lain, kemudian dari segi pemilihan batang yaitu memiliki batang/cabang yang berdiameter besar dan tinggi dengan pemilihan pohon induk dari tanaman induk yang sehat dan kuat dipilih dari varietas yang telah dikenal sifat buah yang diinginkan. Pohon induk dipilih dari pohon yang bentuk cabangnya lurus, panjang cabang kira-kira sebesar jari telunjuk orang dewasa dan sebaiknya dipilih cabang atu dahan yang telah berumur satu tahun. Selain dengan persyaratan tersebut perlu diperhatikan beberapa hal antaralain; pelaksanaan mencangkok sebaiknya dilakukan pada waktu musim penghujan agar meringankan pemeliharaan terutama dalam hal penyiraman. Pemilihan batang cangkok, sebaiknya batang cangkoan jangan diambil dari pohon induk yang terlalu tua karena biasanya dahan pohon induk kurang baik untuk dicangkok juga jangan mengambil dari pohon yang terlalu muda karena sifatnya kebanyakan belum terlihat. Kemudian dari segi pemeliharaan, jika pencangkokan dilakukan pada musim kemarau sebaiknya bibit disiram dua kali sehari. Pada musim penghujan penyiraman dilakukan seperlunya sesuai dengan situasi untuk mempercepat pertumbuhan akar.
Dalam melakukan pencangkokan haruslah mengerti bagaimana cara pencangkokan yang benar juga harus diperhatikan cara pengikatan yang benar agar hasilnya sesuai keinginan dan maksimal. Langkah awal yaitu dengan mengikat lembar plastik atau sabut kelapa dibagian bawah keratan dengan tali rafia. Lembaran plastik atau sabut kelapa dilipat keatas hingga membentuk kantong, kantong yang terbantuk diisi dengan tanah yang dicampur dengan kompos atau pupuk kandang dengan posisi menutup luka sayatan seluruhnya dan setelah kantong berisi tanah diikat beberapa sentimeter diatas keratan, pengikatan jangan terlalu erat atau terlalu renggang.



BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
            Dari kegiatan praktikum yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antaralain :
1.  Perlakuan dengan pemberian Rooton F sangat berpengaruh terhadap daya pertumbuhan akar cangkokan. Cangkokan dengan diberi Rooton F memilki jumlah akar yang lebih banyak daripada tanpa pemberian rooton f.
2.  Sebaiknya diperhatikan dalam pemilihan batang yang akan digunakan dalam pencangkokan.
3.  Adanya pebedaan hasil antara perlakuan dengan menggunakan serabut dan plastik,   ternyata lebih banyak pada perlakuan dengan menggunakan serabut kelapa. Dengan demikian berarti pembungkus berpengaruh terhadap pertumbuhan akar cangkokan.

5. 2 Saran
            Sebaiknya selalu diperhatikan kekompakan setiap anggota kelompok dan ketelitian dalam percobaan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Kusbiantoro, B. 1993. Tekhnik Prbanyakan Vegetatif, Mencangkok. Agro Jurnal(2): 9
Sutarto, ismiyati. 1994. Tekhnik Perbanyakan Vegatatif pada Tanaman Hias Semak,           Perdu dan Pohon. Info Holtikultura : 6-7
Wahid. 2000. Media Bahan Perkembangan Vegetatif. Agro Jurnal : 4-5
Wahyuni, Sri. 1998. Pengembangan Vegetatif Mencangkok. Agro Jurnal : 59
Wilkins. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta : Gajah Mada Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar