BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel
Pengamatan Pertumbuhan Tanaman
Kel
|
Parameter
|
Interval
Pengamatan
|
||||
Minggu
1
|
Minggu
2
|
Minggu
3
|
Minggu
4
|
Minggu
5
|
||
1
|
Tinggi
Tanaman
|
5,27 cm
|
6,97 cm
|
13,03 cm
|
18,11 cm
|
21,73 cm
|
Jumlah
Daun
|
3,63
|
4,28
|
4,99
|
6,25
|
7,03
|
|
2
|
Tinggi
Tanaman
|
5,07 cm
|
5,11 cm
|
13,9 cm
|
13,39 cm
|
23,25 cm
|
Jumlah
Daun
|
3,46
|
3,46
|
5,54
|
6,82
|
7,8
|
|
3
|
Tinggi
Tanaman
|
5,11 cm
|
6,66 cm
|
12,61 cm
|
19,28 cm
|
25,37 cm
|
Jumlah
Daun
|
3,66
|
4,13
|
4,25
|
6,94
|
8,66
|
|
4
|
Tinggi
Tanaman
|
4,81 cm
|
6,69 cm
|
7,21 cm
|
12,17 cm
|
14,87 cm
|
Jumlah
Daun
|
3,24
|
3,58
|
3,98
|
5,52
|
5,92
|
|
5
|
Tinggi
Tanaman
|
4,73 cm
|
4,88 cm
|
8,08 cm
|
14,62 cm
|
16,20 cm
|
Jumlah
Daun
|
3,19
|
3,13
|
4,28
|
6,47
|
7
|
|
6
|
Tinggi
Tanaman
|
5,40 cm
|
6,83 cm
|
11,52 cm
|
14,92 cm
|
16,89 cm
|
Jumlah
Daun
|
3,46
|
3,66
|
3,76
|
4,92
|
5,60
|
Tabel
Pengamatan Hasil Panen
Kel
|
Parameter
|
||
Berat
Basah Total
|
Berat
Basah Rata-Rata
|
Jumlah
Akar
|
|
1
|
248,35
gram
|
82,78
gram
|
24
|
2
|
242,349
gram
|
80,78
gram
|
22
|
3
|
299,31
gram
|
99,77
gram
|
29
|
4
|
167,54
gram
|
55,85
gram
|
31
|
5
|
133,96
gram
|
44,65
gram
|
39
|
6
|
100,04
gram
|
33,34
gram
|
17
|
4.2 Pembahasan
Sawi merupakan tanaman hortikultura yang
banyak digemari oleh banayak orang. Tanaman sawi di Indonesia banyak sekali
jenisnya contohnya adalah sawi putih (Brassica chinensis L.) merupakan tumbuhan yang tidak terlalu suka pada air,
bentuk batang putih lebar dan pada ujung daun berwarna hijau di bagian tepi,
daun bergelombang dan lebar. Sawi ini dapat dibudidayakan pada tempat kering.
Varietas sawi putih antara lain (rugosa
roxb dan prain). Sawi hijau atau sawi asin (Brassica rapa var. parachinensis L.) adalah sawi yang tidak banyak dikonsumsi
oleh kebanyakan orang karena rasanya pahit. Ciri-ciri swi hijau warna hijau
tua, tangkai daun pipih, sedikit berliku. Sawi hijau ukurannya lebih kecil dari
sawi putih. Varietas sawi hijau (Gardena , Tosakan, Green Pakcoy ).Sawi huma merupkan
jenis yang baik pada tempat kering karena sifatnya yang tidak tahan terhadap
air. Sawi ini memilki ciri-ciri memilki batang kecil, tangkai berukuran sedang.
Sawi bakso merupkan jenis sawi yang paling banyak dipasarkan dikalangan
konsumen. Ciri-cinya tangkai daunya panjang, langsing, dan berwarna putih
kehijauan, daun lebar memanjang tipis, dan berwarna hijau. Sawi keriting karena
memilki daun keriting. Bagian daunya hijau sudah mulai dari pangkal tangkai
daun. Tangkai daunnya berwarna putih. Sawi monumen adalah sawi yang
pertumbuhanya tegak seperti monumen, ciri-ciri sawi ini mirip dengan petsai,
tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun berwana
putih.
Pengetahuan mengenai cara-cara
budidaya tanaman sawi yang baik dan benar agar tanaman sawi yang dibudiadayakan dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik dan dapat berprodutivitas secara optimal. Budidaya
tanaman yang baik yaitu sistem
budidaya yang mampu memberikan tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang
sehingga produksi yang dihasilkan
dapat melimpah dengan perawatan
dan pemeliharaan tanaman yang intensif. Teknik budidaya tanaman sawi yang baik adalah sebagai
berikut:
1.
Pemilihan
bibit yang baik
di Indonesia petani
biasanya membudidayakan
tanaman sawi dengan menggunakan bibit yang berasal dari hasil pembibitan generative
(melalui biji) karena benih sawi berukuran kecil kurang efisien
apabila ditanam langsung dalam tanah. Apabila benih yang kita
gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu,
misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70
hari. Ciri – ciri
benih yang baik antara lain, biji utuh (tidak mengalami cacat).Biji tidak tercampur
dengan jenis biji yang lain. Biji sehat (tidak terserang hama atau penyakit).
Serta biji tidak
keriput.
2.
Pengolahan
tanah
Pengolahan tanah dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap pertama tanah dibajak dengan mesin
traktor atau manual dengan kedalaman 30-40 cm kemudian dibiarkan selama seminggu. Pengolahan
tahap kedua tanah digemburkan dengan
cangkul, supaya tanah menjadi remah, dan sekaligus diratakan kemudian tanah dibiarkan lagi serlama
1 minggu agar tanah terangin-angin dan terkena sinar matahari. Tahap ketiga yaitu penggemburan tanah dengan cangkul
tipis-tipis sedalam 30 cm dan sekaligus dilakukan pembuatan bedengan, selokan
dan pemberian organik ataupun pupuk kandang.
3.
Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan pada saat penanaman bibit
sawi. Pupuk dasar yang diberikan terdiri dari pupuk
kandang, kompos, atau pupuk hijau. Sedangkan pada pemupukan lanjutan dilakukan pada
beberapa hari setelah tanam. Seringkali pemupukan lanjutan dilakukan pada 21
hari setelah penanaman. Pupuk
yang diberikan pada pemupukan kedua yaitu pupuk anorganik atau pupuk kimia buatan pabrik.
Jenis pupuk yang anorganik diberikan adalah pupuk Nitrogen (N), pupuk Phosphat
(P) dan pupuk Kalium (K).
4.
Penyulaman
Pada tahap penyulaman bertujuan untuk mengganti
tanaman yang kurang baik pertumbuhan dan perkembangannya dengan tanaman baru.
Hal tersebut agar semua tanaman dalam lahan tersebut dapat berproduksi secara
optimal. Tahapan penyulaman biasanya dilakukan seminggu setelah penanaman.
Bibit sulaman bearasal
dari bibit yang lebih pada saat pembibitan.
5.
Penyiangan
Ada tiga cara untuk melakukan penyiangan ini
yaitu proses manual, mekanik dan kimiawi. Proses manual dapat dilakukan dengan
mencabut rumput-rumput dan gulma dengan tangan. Proses penyiangan dilakukan dengan
harapan gulma tidak mengambil zat-zat
makanan tanaman sawi.. Proses secara kimiawi yaitu dengan cara menggunakan
herbisida. Sedangkan secara mekanik yaitu pencabutan gulma yang dilakukan menggunakan
peralatan mesin.
Penggunaan jarak tanam pada dasarnya
untuk memberikan ruang sekitar pertumbuhan tanaman yang baik tanpa mengalami
persaingan antar sesama tanaman. Penggunaan jarak tanam dapat berpengaruh
terhadap naungan daun karena adanya perombakan struktur daun, penambahan tinggi
tanaman, penurunan jumlah anakan, dan jumlah cabang. Pengaturan jarak tanam juga
merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan
pertumbuhan dan produksi yang optimal. Penggunaaan
jarak tanam bertujuan
memberikan kemungkinan tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami banyak
persaingan dalam hal mengambil air, unsur-unsur hara, dan cahaya matahari. Jarak tanam yang tepat penting
dalam pemanfaatan cahaya matahari
secara
optimal untuk proses fotosintesis. Dalam jarak tanam yang tepat, tanaman akan memperoleh ruang tumbuh yang
seimbang. Jarak tanam yang terlalu lebar
kurang efisien dalam pemanfaatan lahan, bila terlalu sempit akan terjadi
persaingan yang tinggi yang mengakibatkan produktivitas rendah.
Pada saat transplanting dari
bibit di pot ke bedengan banyak tanaman yang mengalami kematian karena beberapa
hal. Salah satu penyebab utamanya adalah tanaman tersebut mengalami stress.
Stress yang dimaksud adalah adanya perubahan yang dapat terjadi dari tempat
hidup tanaman sawi dalam pot (tempat tumbuh awal) yang kemudian berpindah pada
lahan pertanaman terbuka (tempat tumbuh baru) tanaman sawi tidak dapat
beradaptasi dengan baik. Stress yang terjadi pada tanaman sawi juga dipengaruhi oleh iklim dan cuaca yang tidak
menentu, belum lagi adanya gangguan OPT seperti gulma, hama dan penyakit yang
menyerang sehingga banyak bibit yang mengalami kematian karena masih sangat
rentan terhadap keadaan tersebut. Selain itu praktikan yang kurang hati- hati saat pemindahan
menyebabkan akar tanaman patah sehingga penyerapan unsur hara dan air
terganggu, hal ini mengakibatkan tanaman tidak dapt tercukupi air dan unsur
hara.
Teknik atau cara-cara yang benar
dalam hal pencabutan atau pengambilan
bibit dari pot. Proses replanting harus
dilakukan secara hati-hati untuk menghindari kerusakan tanaman. Kerusakan pada
bagian tanaman pada saat proses transplanting tersebut akan menyebabkan akar tanaman patah
sehingga penyerapan unsur hara dan air terganggu. Hal tersebut mengakibatkan tanaman tidak dapat tercukupi air dan unsur hara. Tanah yang berada di sekitar akar sebaiknya ikut terbawa
saat replanting agar tanaman tidak stres saat dipindahkan ke bedengan yang
memiliki kondisi tanah yang berbeda. Untuk memperoleh keadaan akar yang baik
saat dilakukan transplanting maka ada 2 cara sistem pencabutan tanaman yang
benar yaitu :
1.
Sistem putaran, yaitu bibit dicabut beserta tanahnya.
Sebelumnya tanah disiram oleh air sampai cukup basah. Setelah itu, tanaman bisa
langsung ditanam kedalam lubang tanam yang sudah dipersiapkan di bedengan.
2.
Sistem cabut, yaitu bibit dicabut secara
hati-hati (pelan), untuk mencegah kerusakan pada akar pada saat mencabut
sebaiknya tanah disiram air sedikit hingga cukup basah. Kemudian tanaman
ditanam ke dalam lubang tanam yang dipersiapkan di bedengan.
Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman
sawi pada praktikum disebabakan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. . Kondisi Bibit
Bibit
tanaman yang kurang baik ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
menjadi tidak optimal. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang tidak optimal
tersebut akan berdampak nyata terhadap jumlah produksi tanaman padi yang
pastinya akan menurun. Walaupun pemeliharaan tanaman sudah baik, apabila
bibitnya kurang baik akan percuma. Bibit tanaman Sawi yang digunakan pada
praktikum merupakan bibit tanaman yang kurang baik
b. Kondisi Tanah
Kondisi tanah pada
pertanaman tanaman sawi kurang subur dan merupakan tanah yang padat sehingga
pengolahan awal tanah dan pemeliharaan tanaman menjadi sulit. Hal tersebut
tentunya berdampak pada perkembangan dan pertumbuhan tanaman karena unsur hara
dalam tanah menjadi kurang bisa diserap dengan baik oleh tanaman. Tanah pada lahan penanaman juga merupakan
tanah yang miskin unsur hara.
c. Iklim yang Kurang Mendukung
Tanaman sawi merupakan tanaman yang
dapat tumbuh pada kondisi kemarau maupun penghujan. Akan tetapi jika cuaca
tidak mendukung yaitu adanya cuaca yang sangat panas hingga tanah menjadi
sangat kering lalu cuaca berubah menjadi hujan lebat juga akan membuat tanaman
menjadi stress. Stress tersbut akan mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik. Karena tanaman sawi merupakan tanaman yang pertumbuhan tanamannya memerlukan hawa yang sejuk
tetapi tidak menyukai pada air yang menggenang.
d. Jarak Tanam
Pengaturan kepadatan populasi
tanaman dan pengaturan jarak tanam pada tanaman budidaya dimaksudkan untuk
menekan kompetisi antara tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai kepadatan
populasi tanaman yang optimum untuk mendapatkan produksi yang maksimum. Apabila
tingkat kesuburan tanah dan air tersedia cukup, maka kepadatan populasi tanaman
yang optimum ditentukan oleh kompetisi di atas tanah daripada di dalam tanah
atau sebaliknya.
BAB 5. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa :
1. faktor internal (dalam tanaman) dan faktor eksternal (lingkungan)
sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sawi.
2.
Diperlukan
teknik budidaya yang benar agar produktivitas tanaman sawi dapat optimal.
3.
Cara
budidaya tanaman sawi yang baik meliputi pemilihan bibit yang baik, pengolahan
tanah, pemupukan, penyulaman dan penyiangan.
4.
Jarak
tanam berhubungan dengan luas atau ruang tumbuh yang ditempatinya dalam
penyediaan unsur hara, air dan cahaya.
5.2
Saran
Dalam praktikum yang telah dilaksanakan sebaiknya
penyediaan bibit haruslah
dalam kondisi yang baik dan sehat.
Perawatan dan pemeliharaan bibit seharusnya dilakukan
dengan baik setiap harinya agar tanaman memperoleh kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan dengan lebih optimal. Dalam melakukan praktikum
sebaiknya dilakukan dengan teratus agar tanaman tidak mati dan data yang
diperoleh dapat akurat.